Oh! Pelik: Sindrom Aneh, Wanita Ini Dengar Suara Muzik Setiap Saat Selama 2 Tahun
Oh! Krai Utara
Mendengarkan musik biasanya dilakukan orang untuk meredakan stres, mengusir sepi atau saat olahraga. Tapi apa jadinya bila suara musik selalu terdengar setiap saat, sepanjang hari, siang dan malam? Inilah yang terjadi pada seorang wanita yang mengalami sindrom aneh.Adalah Cath Gamester (84 tahun), yang mengaku selalu mendengar suara musik setiap saat sepanjang hari selama 2 tahun terakhir. Nenek asal Liverpool ini mengalami sindrom aneh yang jarang terjadi, yang disebut musical ear syndrome. Kondisi ini membuatnya selalu mengalami halusinasi pendengaran.Dimulai sejak tahun 2010, Cath mengaku selalu mendengar alunan musik meski di sekelilingnya tak ada yang memasang musik atau lagu. Lagu-lagu yang sering didengarnya antara lain God Save The Queen, Abide with me, You'll Never Walk Alone dan Silent Night."Itu berjalan terus dan terus, satu demi satu lagi. (Terdengar) suara tenor, suara laki-laki, suara yang bagus, sangat panjang, keras dan ada seperti latar belakang musik," ujar Cath Gamester, seperti dilansir BBC News, Selasa (18/12/2012).Musical ear syndrome merupakan kondisi langka yang mempengaruhi sekitar 1 dari 10.000 orang berusia di atas 65 tahun di Inggris. Seringkali kondisi ini juga disertai dengan tinnitus (telinga berdenging).Cath yakin suara musik yang didengarnya dipicu oleh obat anti-depresan yang mulai diresepkan setelah kematian adiknya."Saya pergi ke tempat tidur dan ketika saya bangun saya mendengar musik. Saya pikir itu berasal dari ruangan sebelah. Saya keluar untuk melihat apakah ada yang memainkan musik dimana-mana, saya berpikir dari mana itu berasal?" lanjut Cath.Saking kesalnya, Cath kadang-kadang terteriak untuk meminta sumber suara itu diam karena ia merasa berisik. Namun aneh, karena tak ada suara-suara yang benar-benar terdengar di sekitar Cath.Dr Nick Warner, seorang psikiater yang mengkhususkan diri pada orang tua, mengatakan ia menangani beberapa kasus setahun yang berhubungan dengan musical ear syndrome.
0 ulasan:
Catat Ulasan